JAKARTA, Cobisnis.com – Jumlah korban banjir dan longsor di sejumlah wilayah Sumatera kembali meningkat. BNPB mencatat 604 warga meninggal hingga Senin petang, berdasarkan laporan terbaru dari Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan pada pukul 18.24 WIB. Pembaruan ini dilakukan berkala untuk memastikan situasi lapangan tergambar secara akurat.
Peningkatan korban jiwa menunjukkan skala bencana yang masih belum stabil. Wilayah dengan topografi curam dan curah hujan tinggi menjadi titik paling rawan, sehingga proses evakuasi terus berlangsung dalam kondisi yang berubah cepat dari hari ke hari.
Selain korban meninggal, BNPB melaporkan 464 warga masih hilang. Data ini menegaskan besarnya tantangan pencarian, terutama di daerah yang aksesnya terputus karena jalan tertimbun material longsor dan jembatan rusak. Tim gabungan terus bergerak untuk memperluas pencarian.
Jumlah warga luka-luka mencapai 2.600 orang. Sebagian dirawat di fasilitas kesehatan darurat yang dibuka untuk mempercepat penanganan, mengingat beberapa rumah sakit terdampak ikut terganggu operasionalnya akibat banjir dan kerusakan jaringan listrik.
Total warga terdampak bencana ini mencapai 1,5 juta jiwa. BNPB menyebut tingginya angka tersebut berhubungan dengan sebaran wilayah bencana yang meliputi beberapa kabupaten sekaligus, sehingga memengaruhi aktivitas ekonomi, sosial, hingga distribusi logistik antarwilayah.
Sebanyak 570 ribu orang terpaksa mengungsi ke lokasi aman. Banyak di antara mereka kehilangan rumah dan akses kebutuhan dasar, sehingga pemerintah memprioritaskan penyediaan tempat tinggal sementara dan kebutuhan sehari-hari melalui dapur umum.
BNPB menegaskan proses pendistribusian bantuan dilakukan secara terkoordinasi, mulai dari kebutuhan pangan, air bersih, hingga layanan kesehatan. Pemerintah daerah diminta mempercepat pendataan agar bantuan bisa disalurkan tepat sasaran.
Di sisi lain, pemerintah pusat juga memperkuat komunikasi dengan daerah rawan untuk memantau potensi cuaca ekstrem lanjutan. Hal ini dilakukan agar langkah mitigasi bisa segera diambil sebelum kondisi memburuk dan menimbulkan risiko tambahan.
Kepala Pusdatin BNPB, Abdul Muhari, menegaskan seluruh angka yang dirilis merupakan data paling mutakhir. Ia menyebut laporan daerah menjadi dasar penting untuk menentukan strategi pencarian dan penanganan dalam beberapa hari ke depan.
BNPB menilai evaluasi internal menjadi kunci penguatan respons bencana ke depan. Pemerintah berupaya memperbaiki sistem peringatan dini dan kesiapsiagaan daerah, mengingat pola hujan ekstrem kini semakin sering akibat perubahan iklim.