JAKARTA, Cobisnis.com - Corporate Secretary Group Head Angkasa Pura Indonesia, Rahadian D. Yogisworo memastikan bahwa merger atau penggabungan PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II tidak akan berdampak terhadap pengurangan atau pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan.
“Yang jelas dari sisi kita tidak ada pengurangan karyawan, tetap menghitungkan masa kerja masing-masing. Karena AP I dan AP II punya masa kerja masing-masing,” tuturnya di sela-sela agenda 'Indonesia Aero Summit 2024' di Redtop Hotel, Pecenongan, Jakarta Pusat, Selasa, 2 Juli.
Rahadian juga mengaku sudah ada mediasi dengan para karyawan terkait dengan merger, termasuk dengan serikat karyawan Angkasa Pura II (Sekarpura II) yang sempat meminta merger ditunda.
“Sudah dimediasi, sudah berjalan lancar. Ini lebih kepada kemarin ada sedikit masalah di internal, komunikasi,” jelasnya.
Meski begitu, Rahadia mengatakan pihaknya masih membuka potensi mutasi atau perpindahan karyawan dari kantor pusat ke kantor-kantor cabang di seluruh Indonesia.
“Iya pasti, kalau peralihan pasti kan kebutuhan di kantor pusat, kebutuhan di kantor cabang itu kan,” tuturnya.
Terkait dengan merger, kata Rahadian, proses merger kedua perusahaan tersebut masih berlangsung . Dia bilang sinkronisasi sebenarnta sudah di mulai sejak Desember 2023, karena itu diharapkan prosesnya bisa rampung dalam waktu dekat.
“Sekarang lagi berproses ya, insyaallah secepat mungkin lah. Karena ini paper work lah,” ujarnya.
Rahadian juga memastikan bahwa proses merger Angkasa Pura I dan Angksa Pura II dilakukan sesuai dengan tata kelola yang baik, serta mengikuti peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
“Sekarang sedang berproses banyak, masalah kepengurusan, izin pada badan usaha bandar udara (BUBU), itu semua sedang berproses semua untuk sampai penggabungan,” jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, Direktur Utama InJourney Dony Oskaria mengatakan bahwa proses penggabungan kedua perusahaan tersebut sudah berlangsung sejak November tahun lalu dan diharapkan rampung di Juli 2024.
Lebih lanjut, Dony mengatakan Angkasa Pura Indonesia akan menjadi operator bandara terbesar nomor empat di dunia dengan total jumlah penumpang mencapai 170 juta per tahun.
“InJourney Airports itu kan sebetulnya dari tahun lalu sudah kita bentuk Indonesian Airport dan ini menjadi PSN ya. Kita harapkan proses itu akan selesai di bulan Juli (2024) ini,” tuturnya saat ditemui di Menara Danareksa, Jakarta, Jumat, 21 Juni.
Dony juga menjelaskan bahwa penggabungan PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II ini mencakup penyelarasan standar operasional prosedur (SOP), sistem IT, keuangan, keuangan hingga operasional bandara-bandara.
“Kita bentuk dulu Indonesian Airports-nya, kita samakan dulu SOP-nya, kita samakan dulu IT-nya, operasional prosesnya. Sehingga proses penyatuannya itu berjalan dengan sangat smooth. Karena kita sudah dari November melakukan penyatuan sebetulnya se-organisasi, secara operation, secara keuangan dan lain sebagainya. Jadi ini tinggal gongnya aja sebetulnya,” ujar Dony.
“Yang jelas dari sisi kita tidak ada pengurangan karyawan, tetap menghitungkan masa kerja masing-masing. Karena AP I dan AP II punya masa kerja masing-masing,” tuturnya di sela-sela agenda 'Indonesia Aero Summit 2024' di Redtop Hotel, Pecenongan, Jakarta Pusat, Selasa, 2 Juli.
Rahadian juga mengaku sudah ada mediasi dengan para karyawan terkait dengan merger, termasuk dengan serikat karyawan Angkasa Pura II (Sekarpura II) yang sempat meminta merger ditunda.
“Sudah dimediasi, sudah berjalan lancar. Ini lebih kepada kemarin ada sedikit masalah di internal, komunikasi,” jelasnya.
Meski begitu, Rahadia mengatakan pihaknya masih membuka potensi mutasi atau perpindahan karyawan dari kantor pusat ke kantor-kantor cabang di seluruh Indonesia.
“Iya pasti, kalau peralihan pasti kan kebutuhan di kantor pusat, kebutuhan di kantor cabang itu kan,” tuturnya.
Terkait dengan merger, kata Rahadian, proses merger kedua perusahaan tersebut masih berlangsung . Dia bilang sinkronisasi sebenarnta sudah di mulai sejak Desember 2023, karena itu diharapkan prosesnya bisa rampung dalam waktu dekat.
“Sekarang lagi berproses ya, insyaallah secepat mungkin lah. Karena ini paper work lah,” ujarnya.
Rahadian juga memastikan bahwa proses merger Angkasa Pura I dan Angksa Pura II dilakukan sesuai dengan tata kelola yang baik, serta mengikuti peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
“Sekarang sedang berproses banyak, masalah kepengurusan, izin pada badan usaha bandar udara (BUBU), itu semua sedang berproses semua untuk sampai penggabungan,” jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, Direktur Utama InJourney Dony Oskaria mengatakan bahwa proses penggabungan kedua perusahaan tersebut sudah berlangsung sejak November tahun lalu dan diharapkan rampung di Juli 2024.
Lebih lanjut, Dony mengatakan Angkasa Pura Indonesia akan menjadi operator bandara terbesar nomor empat di dunia dengan total jumlah penumpang mencapai 170 juta per tahun.
“InJourney Airports itu kan sebetulnya dari tahun lalu sudah kita bentuk Indonesian Airport dan ini menjadi PSN ya. Kita harapkan proses itu akan selesai di bulan Juli (2024) ini,” tuturnya saat ditemui di Menara Danareksa, Jakarta, Jumat, 21 Juni.
Dony juga menjelaskan bahwa penggabungan PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II ini mencakup penyelarasan standar operasional prosedur (SOP), sistem IT, keuangan, keuangan hingga operasional bandara-bandara.
“Kita bentuk dulu Indonesian Airports-nya, kita samakan dulu SOP-nya, kita samakan dulu IT-nya, operasional prosesnya. Sehingga proses penyatuannya itu berjalan dengan sangat smooth. Karena kita sudah dari November melakukan penyatuan sebetulnya se-organisasi, secara operation, secara keuangan dan lain sebagainya. Jadi ini tinggal gongnya aja sebetulnya,” ujar Dony.