Jamkrindo

Nexperia Tegaskan Operasi di China Tetap Normal di Tengah Ketegangan dengan Belanda

Oleh Zahra Zahwa pada 19 Oct 2025, 15:13 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – Produsen chip asal Belanda, Nexperia, menegaskan bahwa karyawan di unit perusahaannya di China masih bekerja dan menerima gaji seperti biasa, meski hubungan antara perusahaan induk di Belanda dan unit di China tengah memanas. Pernyataan ini disampaikan sehari setelah Nexperia China menegaskan haknya untuk beroperasi secara independen dari induk perusahaan.

“Kami mengetahui adanya pesan dari pihak Nexperia China yang secara keliru menyatakan bahwa Nexperia dan pemerintah Belanda telah meninggalkan pasar China dan pabrik kini beroperasi di bawah entitas baru,” ujar Nexperia dalam pernyataan kepada Reuters.

Perusahaan juga membantah rumor bahwa gaji karyawan tidak dibayarkan, menyebutnya sebagai informasi “tidak benar dan menyesatkan.”

Pada Sabtu (18/10), Nexperia China menyatakan bahwa mereka mematuhi hukum setempat dan memiliki hak untuk beroperasi secara mandiri, sehari setelah pemerintah Belanda mengonfirmasi telah memulai pembicaraan untuk meredakan ketegangan terkait kebijakan ekspor. Dalam unggahan di akun resmi WeChat, pihak Nexperia China menyebut semua karyawan bekerja di bawah arahan mereka dan dapat menolak instruksi dari pihak luar yang tidak disetujui oleh perwakilan hukum perusahaan di China.

Ketegangan meningkat setelah pemerintah Belanda mengambil alih kendali atas Nexperia pada 30 September dan mencopot CEO asal China, Zhang Xuezheng. Langkah ini dilakukan karena kekhawatiran atas potensi transfer teknologi ke perusahaan induk asal China, Wingtech. Tak lama setelah itu, pada 4 Oktober, Kementerian Perdagangan China memblokir ekspor chip dari pabrik Nexperia di China.

Nexperia menuding situasi ini muncul akibat tindakan tidak sah dari mantan CEO Zhang, yang telah diskors oleh pengadilan dan tidak lagi berwenang mewakili perusahaan. Nexperia juga melaporkan tindakan Zhang ke otoritas Belanda dan menegaskan komitmennya terhadap karyawan dan pelanggan di China.

Sengketa ini menimbulkan kekhawatiran di industri otomotif dan elektronik global mengenai potensi kekurangan pasokan chip. Meski chip Nexperia bukan yang paling canggih, produk mereka digunakan secara luas di sektor otomotif dan elektronik konsumen. Sekitar 70% produksi chip Nexperia dikirim ke China untuk proses pengemasan di Dongguan, provinsi Guangdong.

Sejumlah produsen otomotif besar seperti Volkswagen dan BMW menyatakan sedang meninjau potensi risiko pasokan, namun hingga kini produksi di Eropa belum terdampak.