JAKARTA, Cobisnis.com – Cuaca ekstrem yang mengguyur wilayah Bogor pada Senin sore berujung petaka. Salah satu bangunan di SMKN 1 Gunung Putri ambruk saat hujan deras disertai angin kencang. Sedikitnya 44 siswa mengalami luka-luka akibat tertimpa reruntuhan atap.
Peristiwa ini sontak bikin panik para siswa dan guru yang sedang beraktivitas di sekolah. Suara gemuruh terdengar saat atap bangunan tiba-tiba runtuh, disusul teriakan dan kepanikan di area kelas.
Camat Gunung Putri, Kurnia Indra, membenarkan kejadian tersebut. Ia menduga struktur bangunan yang roboh merupakan bagian lama yang sudah rapuh termakan usia. “Iya benar, kemungkinan bangunan lama,” kata Kurnia saat dikonfirmasi, Senin (4/11).
Hujan deras dengan intensitas tinggi yang mengguyur sejak siang disebut memperparah kondisi bangunan. Air yang merembes ke rangka atap membuat beban semakin berat, hingga akhirnya tak mampu menahan tekanan.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, Adam Hamdani, menyampaikan bahwa timnya langsung menuju lokasi untuk melakukan pendataan dan penanganan darurat. “Kami masih identifikasi kerusakan dan memastikan kondisi korban,” ujarnya.
Sebagian besar korban mengalami luka ringan akibat tertimpa puing dan genting. Namun, beberapa siswa harus dilarikan ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Hingga malam, petugas masih berjaga di lokasi.
Insiden ini menyoroti kembali persoalan keamanan bangunan sekolah di Indonesia. Banyak gedung sekolah, terutama yang dibangun lebih dari 20 tahun lalu, belum pernah direvitalisasi meski terus digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
Selain faktor usia, kondisi cuaca yang makin ekstrem belakangan ini juga jadi tantangan serius. Data BMKG menunjukkan, intensitas hujan di wilayah Jabodetabek pada awal November meningkat signifikan dibandingkan bulan lalu.
Pemerintah daerah diminta melakukan audit struktural terhadap seluruh sekolah di wilayah Bogor. Tujuannya agar kejadian serupa tak terulang dan keamanan siswa tetap terjamin saat cuaca tak menentu.
Sementara itu, pihak sekolah dan orang tua korban berharap proses evakuasi dan pemulihan berjalan cepat. Aktivitas belajar di SMKN 1 Gunung Putri untuk sementara dihentikan sambil menunggu hasil pemeriksaan bangunan.