JAKARTA, Cobisnis.com – Kelompok militan Palestina Hamas menyerahkan tiga jenazah sandera kepada Israel pada Minggu, di tengah saling tuding antara kedua pihak atas pelanggaran gencatan senjata yang rapuh namun berhasil menghentikan sebagian besar konflik dua tahun terakhir.
Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa pasukan Israel di Gaza telah menerima peti jenazah tiga sandera melalui perantara Palang Merah Internasional (ICRC). Jenazah tersebut akan dibawa ke Israel untuk proses identifikasi dan diyakini termasuk dalam 11 jenazah yang masih dicari oleh Israel sesuai kesepakatan gencatan senjata.
Israel menuding Hamas terlalu lambat dalam menyerahkan jenazah, sementara Hamas menyebut pihaknya bekerja secepat mungkin dalam kondisi yang sulit. Perselisihan ini menjadi salah satu faktor penghambat pelaksanaan penuh gencatan senjata yang dimediasi oleh Amerika Serikat sejak 10 Oktober.
Sebelumnya pada hari yang sama, serangan udara Israel menewaskan satu orang di Gaza utara. Militer Israel mengklaim bahwa serangan tersebut menargetkan seorang militan yang mengancam pasukannya. Rumah Sakit Al-Ahli melaporkan korban tewas terjadi di dekat pasar sayur di wilayah Shejaia, Gaza City. Netanyahu menegaskan dalam rapat kabinet bahwa masih ada “kantong-kantong Hamas” di wilayah Gaza dan pasukannya akan terus melakukan operasi eliminasi.
Hamas merilis daftar dugaan pelanggaran gencatan senjata oleh Israel, sementara pejabat Hamas, Ismail Al-Thawabta, membantah tudingan bahwa pejuang Hamas melanggar gencatan dengan menyerang tentara Israel.
Meskipun gencatan senjata telah menenangkan sebagian besar pertempuran dan memungkinkan ratusan ribu warga Palestina kembali ke rumah mereka yang hancur, kekerasan belum sepenuhnya berhenti. Data dari otoritas kesehatan Palestina menunjukkan 236 orang tewas akibat serangan Israel sejak gencatan diberlakukan.
Sebagai bagian dari kesepakatan, Hamas telah membebaskan 20 sandera yang masih hidup dengan imbalan hampir 2.000 tahanan Palestina, dan juga sepakat menyerahkan 28 jenazah sandera sebagai tukar guling dengan 360 jenazah pejuang Palestina. Sebelum Minggu, Hamas telah menyerahkan 17 di antaranya.
Gencatan senjata tersebut dimediasi oleh Amerika Serikat, yang kini menempatkan sekitar 200 tentara di Israel selatan untuk memantau pelaksanaannya dan mempersiapkan pembentukan pasukan internasional guna menstabilkan Gaza di masa depan, sebagaimana diusulkan dalam rencana perdamaian Presiden Donald Trump.
Namun, hingga kini belum ada tanda-tanda kemajuan berarti, dengan berbagai hambatan seperti pelucutan senjata Hamas dan penarikan pasukan Israel dari Gaza yang masih menjadi perdebatan utama.