Jamkrindo

Harga Antimateri Bikin Melongo, Ini Alasannya Bisa Semahal Itu

Oleh M.Dhayfan Al-ghiffari pada 20 Nov 2025, 12:58 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – Antimateri tercatat sebagai barang paling mahal di dunia dengan nilai produksi yang jauh melampaui komoditas apa pun yang dikenal masyarakat. Zat ini hanya bisa dibuat dalam jumlah sangat kecil dan membutuhkan teknologi riset paling maju yang dimiliki manusia.

Antimateri pada dasarnya adalah “kebalikan” dari materi biasa dan digunakan untuk penelitian fisika energi tinggi. Produksinya melibatkan akselerator partikel berskala raksasa yang mengonsumsi energi luar biasa besar dalam satu siklus eksperimen.

Biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu gram antimateri diperkirakan mencapai sekitar Rp 9.000 triliun. Nilai itu mencerminkan kombinasi antara kebutuhan teknologi, energi, dan peralatan yang tidak tersedia secara komersial.

Proses pembuatannya memakan waktu lama karena partikel antimateri hanya bisa diproduksi dalam jumlah mikroskopis. Bahkan laboratorium fisika partikel terbesar di dunia hanya mampu menghasilkan sebagian kecil dari satu atom dalam eksperimen panjang.

Ketika antimateri bertemu materi biasa, keduanya saling menghancurkan dan melepaskan energi yang sangat besar. Potensi ini membuatnya menarik sebagai sumber energi masa depan, meski teknologinya masih jauh dari tahap penggunaan praktis.

Biaya riset yang tinggi dan kebutuhan fasilitas multidisiplin menjadi faktor utama mengapa antimateri tidak mungkin masuk pasar perdagangan global. Bahkan negara dengan investasi riset terbesar pun belum mampu memproduksi antimateri dalam jumlah signifikan.

Nilai antimateri juga melampaui komoditas fisik lain seperti emas, berlian, atau logam tanah jarang. Perbandingan ini menunjukkan betapa tingginya investasi yang diperlukan untuk mengembangkan teknologi di bidang fisika fundamental.

Selain menjadi aset penelitian, antimateri membuka jalan bagi eksperimen yang membantu ilmuwan memahami struktur alam semesta. Penelitian ini berkontribusi pada perkembangan teknologi medis dan material berteknologi tinggi.

Meski belum dapat dimanfaatkan untuk penggunaan luas, perkembangan riset antimateri menunjukkan bagaimana ilmu pengetahuan terus bergerak melampaui batas teknis. Zat ini kini menjadi simbol inovasi dan tantangan teknologi modern.

Dengan biaya produksi yang sulit dibayangkan dan tingkat kelangkaan ekstrem, antimateri menempati posisi unik sebagai materi paling mahal di dunia. Status ini diperkirakan tidak berubah dalam waktu dekat karena hambatan teknologi masih sangat besar.