Jamkrindo

Negara Kaya Bukan Karena Alamnya, Tapi Karena Pola Pikir Warganya

Oleh M.Dhayfan Al-ghiffari pada 23 Oct 2025, 09:19 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – Banyak yang berpikir negara kaya pasti karena sumber daya alamnya melimpah. Padahal, sejarah dunia membuktikan hal sebaliknya. Kemajuan ekonomi dan kesejahteraan sebuah negara justru lebih banyak ditentukan oleh cara pikir dan etos kerja masyarakatnya.

Negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, dan Singapura adalah contoh nyata. Ketiganya tidak punya sumber daya alam berlimpah, tapi mampu jadi pusat ekonomi dunia berkat budaya kerja disiplin dan inovasi yang terus berkembang.

Jepang misalnya, bangkit dari kehancuran perang dunia lewat investasi besar di pendidikan, teknologi, dan riset. Mereka menanamkan pola pikir bahwa keterbatasan bukan alasan untuk berhenti berkembang.

Hal yang sama terjadi di Korea Selatan. Dari negara miskin di tahun 1950-an, kini jadi salah satu negara dengan ekonomi paling kuat di Asia. Semua itu berkat investasi di manusia, bukan di tambang atau ladang minyak.

Sementara itu, banyak negara yang sebenarnya kaya sumber daya alam justru terjebak dalam “kutukan sumber daya”. Ketergantungan pada ekspor bahan mentah sering bikin ekonomi stagnan dan rentan saat harga komoditas turun.

Fenomena ini memperlihatkan bahwa kekayaan alam bisa jadi bonus, tapi bukan fondasi utama kemajuan. Tanpa manajemen yang baik dan mental kerja produktif, kekayaan itu bisa habis tanpa jejak.

Negara-negara maju juga punya kesamaan lain: mereka membangun sistem yang transparan dan berpihak pada riset serta kreativitas. Pemerintah hanya jadi fasilitator, sementara masyarakatnya jadi penggerak utama inovasi.

Karena itu, banyak ekonom menilai, sumber daya terbesar dari suatu bangsa bukan tambang atau minyak, tapi manusianya sendiri. Pola pikir terbuka, disiplin, dan mau belajar adalah bahan bakar utama ekonomi modern.

Di era digital seperti sekarang, peran sumber daya alam makin mengecil. Dunia butuh ide dan inovasi lebih dari sekadar bahan mentah. Negara yang bisa beradaptasi cepat akan lebih mudah bertahan menghadapi perubahan global.

Intinya, sumber daya alam bisa jadi titik awal, tapi bukan jaminan. Negara bisa kaya bukan karena apa yang dimilikinya, tapi karena bagaimana warganya berpikir, bekerja, dan berinovasi.