Jamkrindo

Setelah Amerika dan China, Giliran Asia Jadi Pusat Ekonomi Dunia

Oleh M.Dhayfan Al-ghiffari pada 23 Oct 2025, 06:07 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – Pusat kekuatan ekonomi dunia mulai bergeser. Setelah lama dikuasai Amerika Serikat dan China, kini sejumlah negara Asia lain muncul sebagai pemain baru yang makin diperhitungkan. India, Indonesia, dan beberapa negara di Asia Tenggara menunjukkan pertumbuhan ekonomi stabil di tengah tekanan global.

Kondisi ini menandakan perubahan besar dalam peta ekonomi dunia. Negara-negara yang dulu dianggap pasar berkembang, kini berubah jadi motor pertumbuhan. Ekonomi global gak lagi didominasi dua kekuatan besar saja, tapi mulai bergerak ke arah multipolar.

India jadi contoh paling jelas. Dengan populasi lebih dari 1,4 miliar dan sektor teknologi yang tumbuh cepat, negara ini kini menyalip China dalam hal tenaga kerja produktif. Ekonomi digital mereka bahkan diprediksi menembus US$ 1 triliun pada 2030.

Sementara itu, Indonesia terus menunjukkan ketahanan ekonomi. Dengan kekayaan sumber daya alam, pasar domestik besar, dan investasi yang mengalir dari berbagai negara, posisi Indonesia di kancah global makin kuat.

Bank Dunia mencatat, ekonomi Indonesia tumbuh di atas rata-rata negara G20 selama dua tahun terakhir. Pemerintah juga gencar mendorong hilirisasi dan transisi energi bersih untuk memperkuat daya saing jangka panjang.

Di kawasan lain, negara seperti Vietnam, Filipina, dan Malaysia juga ikut menikmati momentum. Mereka jadi magnet baru bagi perusahaan global yang mulai memindahkan rantai pasok dari China.

Fenomena ini menggambarkan bahwa dunia sedang menuju keseimbangan baru. Tak hanya dua atau tiga negara besar, tapi banyak kekuatan ekonomi baru yang ikut menentukan arah kebijakan global.

Namun, perubahan ini juga menimbulkan tantangan. Kompetisi dagang, sumber daya, dan pengaruh politik akan makin ketat. Negara-negara Asia perlu memperkuat kerja sama regional biar gak cuma jadi “pemain pinggiran” di ekonomi dunia baru.

Meski begitu, analis menilai pergeseran ini membawa peluang besar bagi Asia. Dengan populasi muda, pertumbuhan konsumsi tinggi, dan kemajuan teknologi, kawasan ini berpotensi jadi pusat ekonomi dunia berikutnya setelah Amerika dan China.

Para ekonom sepakat, dekade 2030-an akan jadi masa di mana Asia benar-benar memegang kendali. Dunia tampaknya sedang bersiap menyambut babak baru: era ekonomi yang lebih seimbang, lebih beragam, dan lebih Timur-sentris.