Jamkrindo

Dunia Makin Digital, Tapi Uang Fisik Belum Siap Ditinggal Sepenuhnya

Oleh M.Dhayfan Al-ghiffari pada 23 Oct 2025, 08:05 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – Dunia keuangan terus berubah seiring lonjakan penggunaan uang digital di berbagai negara. Dari QRIS sampai e-wallet, masyarakat makin nyaman transaksi tanpa uang tunai. Tapi di balik tren ini, uang fisik ternyata belum benar-benar siap ditinggalkan.

Meski transaksi digital di Indonesia naik tajam hingga 32,3% pada 2024 menurut data Bank Indonesia, kebiasaan pakai uang tunai masih kuat di kalangan masyarakat menengah ke bawah. Bagi sebagian orang, uang fisik dianggap lebih nyata dan mudah dikontrol.

Selain itu, keterbatasan akses internet dan literasi keuangan digital juga bikin banyak orang belum sepenuhnya beralih. Di beberapa daerah, bahkan transaksi tunai masih jadi satu-satunya pilihan.

Namun tren global jelas bergerak ke arah cashless society. Negara seperti Swedia dan Korea Selatan sudah mulai menutup banyak ATM karena transaksi digital mendominasi. Indonesia pun menuju ke sana, tapi secara bertahap.

Pemerintah lewat Bank Indonesia mendorong digitalisasi pembayaran untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi ekonomi. Tapi langkah ini tetap harus dibarengi edukasi agar tak meninggalkan kelompok masyarakat yang belum siap.

Sisi lain dari fenomena ini juga menyentuh sektor ekonomi informal. Banyak pedagang kecil mulai belajar pakai QRIS karena tuntutan pasar. Tapi masih ada kekhawatiran soal biaya administrasi dan keamanan data.

Uang digital juga membuka peluang besar buat pengembangan ekonomi digital dan inklusi keuangan. Tapi di sisi lain, muncul pertanyaan baru: sejauh mana privasi dan keamanan data dijamin?

Selain itu, dalam situasi krisis atau bencana, uang tunai masih terbukti jadi penyelamat. Saat listrik padam atau sistem digital error, cash tetap bisa berfungsi. Ini jadi alasan kenapa banyak negara masih mempertahankan uang fisik meski tren digital makin kuat.

Ke depan, keseimbangan antara uang digital dan uang fisik mungkin jadi solusi terbaik. Dunia boleh bergerak ke arah cashless, tapi dompet konvensional tampaknya belum akan benar-benar pensiun dalam waktu dekat.

Yang pasti, perubahan cara orang bertransaksi ini bakal terus membentuk wajah baru ekonomi global lebih cepat, efisien, tapi tetap butuh sentuhan manusia.