JAKARTA, Cobisnis.com – Pemerintah Venesia menetapkan larangan memberi makan merpati di area publik, termasuk Piazza San Marco, untuk menjaga kelestarian bangunan bersejarah dan kebersihan kota. Aturan ini berlaku bagi wisatawan maupun warga lokal.
Kotoran burung diyakini dapat merusak batu dan patung kuno yang berusia ratusan tahun. Sebagai kota yang sarat sejarah, Venesia menganggap perlindungan fisik bangunan lebih penting daripada sekadar interaksi dengan burung-burung kota.
Selain itu, populasi merpati yang terlalu banyak dapat memicu masalah kesehatan. Kotoran burung membawa bakteri dan virus yang berisiko menular kepada manusia, terutama di tempat wisata yang padat pengunjung.
Denda diberlakukan sebagai bentuk penegakan hukum sekaligus edukasi. Wisatawan yang melanggar bisa dikenakan sanksi finansial, yang tujuannya bukan untuk menghukum semata tapi menjaga budaya dan lingkungan kota.
Pemerintah kota juga melakukan kampanye edukasi di media sosial dan papan informasi publik. Informasi ini menjelaskan alasan larangan dan cara menikmati wisata Venesia tanpa memberi makan merpati.
Aturan ini sejalan dengan strategi Venesia menjadi kota berkelanjutan. Kebersihan lingkungan dan perlindungan warisan budaya dijadikan prioritas, apalagi kota ini menerima lebih dari 25 juta wisatawan setiap tahun.
Selain dampak lingkungan, larangan ini juga mencegah perilaku agresif burung. Merpati yang terbiasa diberi makan manusia cenderung agresif, sehingga interaksi turis dengan burung bisa menjadi berisiko.
Beberapa pengelola wisata mengapresiasi aturan ini karena membuat kawasan wisata lebih nyaman. Turis dapat menikmati pemandangan tanpa gangguan burung, sementara pedagang juga tidak harus membersihkan sisa makanan dan kotoran.
Kolaborasi antara pemerintah, warga lokal, dan wisatawan dianggap kunci suksesnya aturan ini. Kesadaran kolektif tentang pentingnya menjaga warisan budaya menjadi bagian dari pengalaman wisata yang edukatif.
Venesia berharap, langkah ini bisa menjadi contoh bagi kota wisata lain di dunia. Mengutamakan kelestarian lingkungan, keselamatan pengunjung, dan perlindungan bangunan bersejarah menjadi model pengelolaan pariwisata modern.